Puisi Matematika


Definisi keikhlasan
Oleh : Agustiawan


Ragaku terus berotasi disini
tapi serasionalnya aku ingin pergi
pergi dan takkan pernah ku tengok lagi
karena perih terlanjur mensubstitusi

di tempat ini hitam mendominasi
di tempat ini kelam mengeliminasi
bagai relasi tanpa fungsi
bagai subgrup tak berpenghuni

Tuhan,
sampai kapan aku dapat bertahan
bertahan dari bilangan hinaan
hingga merasa vektor hidup ini nyaman

Tuhan,
bantu elemen temukan himpunan
himpunan yang dapat menghargai
hingga elemen dapat tersenyum kembali

wahai penguasa hati
definisikan aku keikhlasan
agar aku tahu cara bersabar
mengharap setetes linier kebahagian

atau teoremakan aku kebencian
agar tak kenal fungsi memaafkan
sampai titik stasioner tinggi menjulang
sampai tak satupun mereka kan ku kenang



Aturan & Konsep Fungsi Cinta Suci

Adinda…
Jika akar – akar persamaan kuadrat… x1 dan x2…
Maka x1 adalah diriku… dan engaulah x2 nya…

Tanpa dirimu, hatiku bagaikan himpunan kosong…
Saat kau hadir di depanku, sinus kosinus hatiku pun bergetar…
Membelah hatiku…
Saat kau jauh hatiku gelisah… seakan…
Kita pun jauh sejauh titik tak hingga…
Membuatku ingin selalu dekat… dekat… dan terus dekat…
Bersama dengan dirimu… bagaikan garis yang sejajar…

Entah dengan modus apa ku jelaskan ini semua…
Modus ponens kah… tollens… atau… silogisme kah…
Untuk memecahkan logika hatimu…
Dan membuat diagonal – diagonal ruang hatimu…
Bersentuhan dengan diagonal – diagonal bidang hatiku…

Tapi itu semua, cumalah sebuah garis khayal dalam benak pikiranku…
Karena daerah grafik fungsi cinta terbatasi oleh titik agama…
Ooo…Ku harus menyimpan semuanya dalam kotak impianku…
Ku harus terus jalani hidup ini dalam barisan aritmatika ku…

Adinda…
Akankankah kau mau menungguku…
Hingga ku siap menjadikanmu sebagai daerah bagian hidupku…

Tapi…akankah peluang itu ku dapatkan…
Akankah waktu memihak kepadaku…
Jawabannya…
Allah lah yang mengatur semua grafik dan tabel kehidupanku…
Dan kini ku hanya dapat berusaha dan terus berdoa…
Ya Allah…kalau dia memang jodohku…
Jadikanlah ia sebagai volume ruang kehidupanku…
Amin…



Untuk… Tersayang

Tiga minggu yang lalu…
Untuk pertama kalinya kulihat kau berdiri tegak lurus lantai
Kulihat alismu yang berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 4 cm
Saat itulah kurasakan sesuatu yang lain dari padamu
Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks berordo 5×5

Satu minggu kemudian aku bertemu kau kembali…
Kurasakan cintaku bertambah,
bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga
Limit cintaku bagaikan limit tak hingga
Dan aku semakin yakin,
hukum cinta kita bagaikan
hukum kekekalan trigonometri sin2+cos2 = 1

Kurasakan dunia yang bagaikan kubus ini menjadi milik kita berdua
Dari titik sudut yang berseberangan,
kau dan aku bertemu di perpotongan diagonal ruang

Semakin hari kurasakan cintaku padamu
bagaikan grafik fungsi selalu naik yang tidak memiliki nilai ekstrim.
Hanya ada titik belok horizontal yang akan selalu naik
Kurasakan pula kasihku padamu
bagaikan grafik tangen (90o < x < 270o)

Namun aku bimbang…
Kau bagaikan asimtot yang sulit bahkan tidak mungkin kucapai
Aku bingung bagaikan memecahkan soal sistem persamaan linear
yang mempunyai seribu variabel dan hanya ada 100 persamaan
Bahkan ekspansi baris kolom maupun Gauss Jordan pun tak dapat memecahkannya